Salah satu hal yang terpenting
dalam kegiatan yang bersinggungan dengan aktivitas mikrobiologi adalah proses
sterilisasi. Tujuan utama dengan adanya sterilisasi adalah untuk meminimalisir
atau meniadakan potensi kontaminasi dari mikroba yang tidak diinginkan.
Kontaminasi yang timbul dari mikroba yang tidak diharapkan dikhawatirkan dapat
menghambat aktivitas dari mikroba yang ditumbuhkan atau dapat membahayakan
keselamatan dari pelaksana kegiatan tersebut. Hal tersebut dapat dilakukan
dengan cara mensterilisasikan alat – alat tersebut.
A.
Pengertian
Sterilisasi
Sterilisasi
dalam mikrobiologi ialah suatu proses untuk mematikan semua organism yang tidak diinginkan yang terdapat pada suatu benda atau alat. Sterilisasi merupakan usaha untuk
membebaskan alat dari segala bentuk kehidupan yang tidak diinginkan. Dalam melakukan suatu
pekerjaan dalam praktek mikrobiologi sangat dipengaruhi oleh kebersihan suatu
alat yang digunakan sehingga perlu dilakukan sterilisasi untuk mendapatkan
hasil yang lebih optimal pada saat melakukan biakan murni yaitu hanya satu
spesies mikroba yang berkembang.
B.
Cara
– Cara Sterilisai
1. Sterilisasi cairan
Cairan
yang disterilisasi umumnya adalah media fermentasi yang mengandung gula, garam
fosfat, ammonium, trace metals, vitamin, dan lain-lain. Secara
umum ada dua cara sterilisasi cairan yaitu dengan panas dan disaring (filtrasi)
:
a. Sterilisasi cairan dengan panas.
Sterilasi
dengan panas dilakukan di dalam autoclave, di mana steam tekanan tinggi
diinjeksikan ke dalam chamber untuk mencapai temperatur 1210C
dan tekanan tinggi (sekitar 15 psig). Durasinya bervariasi, namun umumnya
diinginkan cairan dipertahankan pada 1210C selama minimal 15 menit.
Jika termasuk waktu untuk heating dan cooling steps, total waktu
berkisar 1-2 jam tergantung volume cairan yang disterilisasi. Terkadang temperatur
bisa diset pada 1340C (untuk medis).
b. Sterilisasi cairan dengan disaring.
Cairan
dapat disterilisasi juga dengan disaring menggunakan membrane filter
berpori 0.22 atau 0.45 micro meter. Metode ini cocok untuk volume cairan yang
kecil (1-2 liter) dan bahan kimia yang bisa rusak karena panas misalnya gula
dan protein.
2.
Sterilisasi padatan
Padatan
yang umum disterilkan adalah glassware, biosafety cabinet,
dan beberapa jenis tabung dan kontainer. Pada glassware dan
plastik tahan panas umumnya dilakukan dengan autoclave mirip seperti
sterilisasi cairan namun ditambah proses pengeringan. Biosafety cabinet
disterilkan dengan bantuan radiasi UV dan disemprot ethanol 70 %. Udara dalam
cabinet disaring dengan filter.
3.
Sterilisasi
dengan cara fisik
a)
Pemanasan
Air dan uap adalah media panas yang
baik. Dalam waktu relatif singkat, alat yang akan disterilkan akan mencapai
suhu yang diinginkan. Udara adalah penyalur panas yang kurang baik. Oleh karena
itu, untuk mecapai suhu yang diinginkan akan membutuhkan waktu yang cukup lama.
b)
Panas
kering
Cara ini untuk membunuh mikroba
hanya memakai udara panas kering yang tinggi. Sterilisasi panas kering
dibedakan atas :
Ä Panas
membara.
Dengan jalan menaruh benda yang
akan di sterilkan dalam nyala api bunsen sampai merah membara. Alat yang
disterilkan yaitu sengkelit, jarum, ujung pinset dan ujung gunting.
Ä Melidah
– apikan
Dengan melewatkan benda dalam api
bunsen, namun tidak sampai menyala terbakar. Alat yang disterilkan yaitu
scalpel, kaca benda, mulut tabung dan mulut botol.
Ä Udara
kering
Cara ini menggunakan Oven. udara
yang terdapat di dalamnya mendapat udara panas melalui panas dari nyala
listrik. Alat yang disterilkan yaitu tabung reaksi, cawan petri, pipet, scalpel
dari logam, gunting dan botol. Pemanasan satu jam dengann temperatur 160 oC
dianggap cukup.
c)
Panas
Basah
Yang dimaksud panas basah adalah
pemanasan menggunakan air atau uap air. Uap air adalah media penyalur panas
yang terbaik dan terkuat daya penetrasinya. Panas basah mematikan mikroba. Oleh
karena koagulasi dan denaturasi enzim dan protein protoplasma mikroba. Untuk
mematikan spora diperlukan panas basah selama 15 menit pada suhu 121 oC.
Sterilisasi panas basah dapat dibedakan atas tiga golongan yaitu:
Ü Panas
basah <100 oC (Pasteurisasi)
Pasteurisasi yaitu pemanasan pada
suhu 60 oC selama 30 menit. Pasteurisasi tidak dapat membunuh spora
atau dipanaskan pada suhu 71,6 – 80 oC selama 15 – 30 detik kemudian
cepat – cepat didinginkan.
Ü Panas basah pada suhu 100 0C.
Di
sini menggunakan air mendidih (suhu 100 oC) selama 10 menit. Untuk
mematikan bentuk spora dilakukan pemanasan
3 hari berturut – turut selama 15 – 45 menit sehingga spora yang tidak mati
pada pemanasan pertama akan berubah
menjadi bentuk vegetatif pada hari kedua seteleh inkubasi pada shu 37 oC
begitu pula spora yang tidak mati pada hari kedua, akan berubah menjadi bentuk
vegetatif pada hari ketiga.
Ü Panas
basah >100 oC
Sterilisasi
dengan cara ini hasilnya mutlak steril, sehingga biasa dipergunakan di rumah
sakit dan laboratorium besar. Cara ini menggunakan tangki yang diisi dengan uap
air yang disebut autoclave. Alat yang disterilkan adalah alat dari kaca, kain
kasa, media pembenihan, cairan injeksi, dan bahan makanan.
d) Filtrasi / Penyaringan
Penyaringan
dilakukan dengan mengalirkan
larutan melalui suatu alat penyaringan yang memiliki pori – pori cukup kecil.
Untuk menahan mikroorganisme dengan ukuran tertentu. Saringan yang umum
digunakan tidak dapat menyaring virus. Penyaringan dilakukan dengan untuk
mensterilkan cairan yang tidak tahan terhadap pemanasan dengan suhu tinggi
seperti : serum, larutan yang mengandung enzim, toksin kuman, ekstrak sel, antibiotik dan asam amino.
e) Radiasi / Penyinaran
Mikroorganisme
dapat dibunuh dengan penyinaran yang memakai sinar ultraviolet yang panjang
gelombangnya antara 220 – 290 nm. Radiasi paling efektif adalah 253,7 nm. Sinar
matahari langsung mengandung sinar ultraviolet 290 nm, sehingga sinar matahari
adalah sinar yang bersifat bakterida yang baik.
4.
Sterilisasi
Dengan Cara Kimia
Zat kimia yang dapat
digunakan untuk sterilisasi dapat berwujud :
a)
Gas :
Ozon, formaldehyde, ethylene oxide gas
b)
Larutan :
deterjen, yodium, alcohol, peroksida fenol, formalin, AgNO3 dan merkuroklorid
Sterilisasi
dengan cara kimia antara lain dengan disenfektan. Daya kerja antimikroba disenfektan
ditentukan oleh konsentrasi, waktu dan suhu. Beberapa contoh desinfektan yang
digunakan antara lain Desinfektan lingkungan misalnya :
1.
Untuk permukaan meja : lisol 5%,
formalin 4% dan alcohol.
2. Untuk
di udara : natrium hipoklorit 1%, lisol 5% atau senyawa fenol lain
3. Desinfektan
kulit atau luka : dicuci denngan air sabun, providon yodium dan etil alkohol
70%.
C. Alat yang Digunakan
Untuk Sterilisai
Alat-alat sterilisasi meliputi
Otoclaf, Oven, Ozonsterilizer, dan Lampu Spritus. Oven merupakan alat
sterilisasi dengan menggunakan udara panas kering, dimana oven berfungsi
mensterilisasi alat-alat gelas yang tidak bersekala. Perinsip dari oven ini
sendiri adalah menghancurkan lisis mikroba menggunakan udara panas kering.
Ozonsterilizer berfungsi
mensterilisasikan alat-alat yang tidak bersekala. Ozonsterilizer terdiri atas
dua bagian, yakni bagian atas dan bagian bawah. Bagian atas ozonsterilizer
mempunyai prinsip kerja membunuh mikroba menggunakan ozon (O3), dimana ozon
dapat merusak mekanisme dari mikroba sehingga sel protein pada mikroba
mengalami oksidasi yang mengakibatkan perubahan fungsi dan kematian pada
mikroba, dan ozon (O3) itu sendiri bersifat racun. Bagian bawah dari
ozonsterilizer (elektra) berfungsi mensterilisasikan medium menggunakan sinar
lampu dengan panas tinggi, dimana cara kerjanya hampir sama dengan oven.
Autoclav berfungsi
mensterilisasikan alat-alat bersekala menggunakan uap air panas. Dimana uap air
panas akan merusak protein mikroba hingga mengalami koogulasi, pada saat itu
protein akan mengendap (denaturasi) dan menyebabkan kematian pada mikroba. Saat
penggunaan autoclav penutupan harus benar-benar rapat agar uap air yang
bertekanan tinggi masuk kedalam atau beruduksi ke alat.
Lampu spritus merupakan alat yang
digunakan untuk pemijaran serta untuk mensterilisasikan mikroba. Lampu spritus
juga mempunyai fungsi lain, yakni mengamankan praktikan pada saat melakukan
penanaman medium.
DAFTAR PUSTAKA